PADANG, KLIKPOSITIF – PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sumbar kunjungi salah satu rumah pengrajin batik Kota Padang yang berlokasi di Andam Dewi dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Oktober bersama tim PLN UP3 Padang, Rabu (2/10).
GM PLN UIW Sumbar Bambang Dwiyanto mengatakan kunjungan itu merupakan bentuk kepedulian PLN kepada pengrajin batik dan mendukung usaha mereka yang bergerak dalam usaha produksi batik tulis dan cetak.
“Sebagai bentuk kepedulian PLN pada pengrajin batik yakni berupa pemberian canting elektrik yang tentunya akan lebih praktis dan mudah digunakan oleh pekerja yang bergerak di bidang usaha produksi batik,” kata Bambang.
Pemberian canting elektrik dan kompor induksi itu diberikan PLN Sumbar pada seluruh pengrajin batik yang ada di Sumbar guna membantu perkembangan usaha mereka agar lebih efisien dan lebih mudah saat menghasilkan karya batik mereka.
Perbedaan canting elektrik dengan canting konvensional adalah dari segi kemudahan yang didapatkan oleh pengrajin. Pengrajin tak perlu merasa cemas lagi karena harus berulang-ulang memanaskan lilin pada canting karena panas canting kondisinya selalu stabil.
Kompor induksi yang digunakan pengrajin sebagai tempat lilin saat mencanting juga dapat menjaga suhu panas dari lilin tersebut sehingga pengrajin tak perlu repot saat menyalakan api kompor.
“Kini pengrajin batik kerjaan mereka menjadi lebih mudah, mencating dengan canting elektrik dan memanaskan lilin dengan kompor induksi,” katanya.
Pemberian bantuan berupa canting elektrik dan kompor induksi tersebut bertujuan agar listrik yang ada dapat dimanfaatkan oleh masyarakat baik untuk keperluan produktif maupun konsumtif. Usaha pengrajin batik adalah kegiatan produktif yang diterapkan dalam rangka menjaga tradisi dan nilai budaya Indonesia, tentunya PLN ingin turut serta dalam menjaga nilai-nilai tersebut.
Sementara itu, owner dari pengrajin batik Ayesha Collection Fitra Lusia menyampaikan rasa terima kasih terhadap kepedulian PLN UIW Sumbar terhadap usaha batik Nasional khususnya di Sumbar.
“Semoga dengan adanya canting elektrik dan kompor induksi dari PLN dapat mempermudah pekerjaan dari pekerja pengrajin batik,” katanya.
Ia menyampaikan bantuan yang diberikan PLN untuk pengrajin batik tersebut dapat membantu mereka memeprbaiki citra bahwa pekerjaan pengrajin batik tidaklah terlalu menakutkan karena dapat menjadi lebih mudah dan efisien.
Fitra menjelaskan bahwa pengrajin batik di Sumbar saat ini masih sangat sedikit karena adanya momok menakutkan dari masyarakat yang takut terciprat lilin panas saat tengah mencanting.
“Dengan adanya canting elektrik ini, pekerjaan kami menjadi lebih mudah, tinggal colok ke aliran listrik saja saat akan mencanting,” jelasnya.
Selain itu, kompor induksi juga membuat usaha pengrajinan batik menjadi lebih hemat karena tak perlu lagi membeli minyak tanah untuk menyalakan lilin ataupun saat memproduksi kain batik.
“Sebelumnya beli minyak tanah itu satu drum harganya bisa mencapai sekitar Rp 1,8 juta,” katanya.
Ia mengharapkan agar masyarakat Sumbar lebih peduli lagi dengan batik yakni dengan menggunakan baju batik yang merupakan salah satu budaya asli Indonesia.(*)