PADANG, KLIKPOSITIF – Ada beberapa tanda-tanda peringatan akan adanya gempa bumi yang digunakan peneliti untuk mengetahui akan terjadinya gempa misalnya kelakuan binatang-binatang yang tidak seperti biasanya, pengaruh astrologi, pergerakan bawah air tanah dan formasi awan yang aneh (awan gempa), yang muncul seminggu atau beberapa hari sebelum terjadinya gempa bumi.
Awan gempa adalah awan yang diduga sebagai tanda akan terjadinya gempa bumi. Awan aneh ini bentuknya memanjang seperti asap yang ke luar dari pesawat. Metoda inilah yang digunakan Kepala Bidang Geologi dan Airtahan Dinas ESDM Sumatera Barat (Sumbar) Nuzuwir untuk mewaspadai dan melihat tanda setelah beberapa hari gempa berturut – turut di Sumbar.
“Dari pengamatan saya di Padang, masih terlihat beberapa pola awan gempa. Dari tanda itu ada bisa terjadi gempa dalam rentang 7 hari hingga 23 hari setelah tanda terlihat,” jelasnya saat dihubungi KLIKPOSITIF, Jumat, 8 Februari 2019.
Dia menjelaskan, beberapa hari belakangan masih tampak tanda awan gempa. Terutama pola awan seperti tali yang tegang seperti tanda gempa Palu beberapa waktu lalu. Bahkan ada awan yang menunjukkan masuk dalam kuadran 1 dan 4 yang pusat gempanya dari Megathrust Mentawai.
Awan – awan tersebut terangnya, dipengaruhi oleh gelombang eloktromagnetik energi yang dilepas pusat gempa sehingga membentuk tanda di langit, sama seperti kinerja kilat yang mempengaruhi pola awan. Selain itu jika bisa dilihat dari Aurora pancaran cahaya gempa
“Metoda ini saya kembangkan sejak gempa 2004 lalu di Sumbar. Namun tetap saja semua di dunia ini adalah kuasa Allah dan kita tidak bisa memastikan kapan terjadi bencana,” ulasnya.
Tapi, pada intinya menurut Nuzuwir adalah mitigasi dan kesiapansiagaan bencana sehingga ketika terjadi bencana masyarakat sudah siap dan tahu apa yang akan mereka lakukan. “Kesiapansiagaan bencana menjadi kata kunci, sehingga masyarakat tidak kikuk saat bencana terjadi,” tukasnya.
Sebelumnya beberapa pakar gempa dan tsunami berkumpul di Kota Padang, mereka sepakat tahun ini masa pelepasan energi megathrust Mentawai dan telah dimulai dengan beberapa gempa pembuka.
Peneliti Utama LIPI sekaligus Ahli Geologi dan Gempa Bumi, Dr. Danny Hilman Natawidjaja mengatakan, mudah-mudahan energi tersebut lepas secara perlahan sehingga tidak menimbulkan gempa 8,8 Skala Richter yang bisa menyebabkan 10 meter tsunami terutama di daerah Mentawai dan Kota Padang.
[Joni Abdul Kasir]