KLIKPOSITIF –
Anggota DPRD Sumbar asal Kabupaten Pesisir Selatan Zarfi Deson mengungkapkan bahwa dibutuhkan upaya optimal dalam memperbaiki sistem irigasi di Lakitan, Kecamatan Lengayang, Pessel guna meningkatkan kembali hasil pertanian di daerah tersebut.
“Secara geografis, Lengayang merupakan kecamatan terluas di Kabupaten Pesisir Selatan, bahkan disebut juga sebagai daerah lumbung padi. Namun sejak dua tahun terakhir, hasil produksi padi di sana menurun. Biasanya petani bisa memanen padi dua kali dalam satu tahun, tapi pada dua tahun ini, hanya satu kali setahun,” ujar Zarfi.
Menurutnya, hal itu disebabkan sejak dua irigasi pada daerah Lakitan tidak lagi berfungsi, sehingga berdampak buruk pada produksi gabah Kecamatan Lengayang.
Bahkan saat ini, katanya, beberapa areal persawahan berubah fungsi menjadi kebun sawit dan banyak petani yang telah beralih ke perkebunan.
“Jadi jika irigasi kembali berjalan optimal, maka banyak dari masyarakat yang akan kembali bertani dan produksi gabah tentu juga kembali meningkat dengan waktu panen dua kali dalam setahun,” katanya.
Di sisi lain, ia menjelaskan bahwa untuk pembangunan sistem irigasi daerah Lakitan Kecamatan Lengayang, telah memiliki Detail Engineering Design (DED). Meski demikian, pengerjaan belum juga dilakukan.
“DED atau gambaran kerja pembangunan irigasi Lakitan Kecamatan Lengayang telah ada dari beberapa tahun lalu, namun hingga saat ini satuan kerja terkait belum memulai pekerjaan tersebut,” ujarnya.
Ia berharap, agar DED tersebut dapat segera dikerjakan sehingga masyarakat dapat kembali bertani dan Kecamatan Lengayang bisa kembali menjadi lumbung di daerah Pessel. Juga dapat membantu pemerintah Sumbar dalam program swasembada pangan.
“Untuk saat ini, para petani melakukan konsep tanam sawah tadah hujan yang hanya bisa dipanen satu tahun sekali. Secara hasil, tidak signifikan,” jelas Zarfi.
Untuk diketahui, tiga tahun terakhir produksi paditerbesardari 15 kecamatanDi Pesselterbesar di Kecamatan Lengayang mencapai 42.408 tondengan luas panen 7.646 hektar, diikuti Kecamatan Ranah Pesisir 41.539 ton, luas panen 7.669 hektar dan Kecamatan Linggo Sari Baganti.
Sebelumnya Wakil Ketua DPRD Sumbar Suwirpen Suib menjelaskan, pengembangan swasembada pangan khususnya gabah, terhambat. Hal itu disebabkan rusaknya hampir 55 persen daerah irigasi, sehingga mengakibatkan banyaknya lahan tidur dan tidak optimalnya hasil panen.
Dalam ketentuannya, irigasi 1.500-3.000 hektare menjadi kewenangan provinsi, lebih dari itu menjadi tanggung jawab pusat.